Rabu, 04 Agustus 2010

PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS I DI KECAMATAN KANDIS KABUPATEN SIAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.1 Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Aqib guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan.
Pada dasarnya tingkat kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.
Sikap guru terhadap pekerjaan merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya, pastilah dia hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral.
Sikap guru terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah barang tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekerjaanya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap pekerjaan tergantung dari guru bersangkutan maupun kondisi lingkungan. Menurut Walgito, sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal, yaitu berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma, dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam masyarakat.
Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan keja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah.
Guru dikatakan profesionalisme, apabila dalam pelaksanaan tugas guru mampu untuk tampil di dalam kelas secara profesional. Profesionalisme guru dapat dilihat dari: (1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (2) menguasai bahan pelajaran, (3) melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar, (4) menilai kemajuan proses belajar mengajar.
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap profesionalisme guru di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak ditemui gejala-gejala sebagai berikut:
1. Ada sebagian guru yang kurang mampu merencanakan program belajar mengajar, sehingga kurang profesional dalam melaksanakan tugas.
2. Ada sebagian guru yang kurang mampu menguasai bahan pelajaran, sehingga kurang profesional dalam melaksanakan tugas.
3. Ada sebagian guru yang kurang mampu melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar, sehingga kurang profesional dalam melaksanakan tugas.
4. Ada sebagian guru yang kurang mampu menilai kemajuan proses belajar mengajar, sehingga kurang profesional dalam melaksanakan tugas.
Gejala-gejala di atas menunjukkan bahwa profesionalisme guru pada Sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis Kabupaten Siak masih rendah. Apakah memang benar demikian? Hal inilah perlu diteliti, karena dengan profesionalisme guru akan memberikan kesempatan kepada guru untuk memaksimalklan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belang masalah serta fenomena-fenomena yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu: (1) apakah semua guru SD sudah mampu merencanakan program belajar mengajar, (2) apakah semua guru SD sudah mampu menguasai bahan pelajaran, (3) apakah semua guru SD sudah mampu melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar, (4) apakah semua guru SD sudah mampu menilai kemajuan proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah
Agar lebih mengarah pada pokok permasalahan, untuk itu diberikan batasan masalah penelitian tentang profesionalisme guru Sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis, yaitu: : (1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (2) menguasai bahan pelajaran, (3) melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar, (4) menilai kemajuan proses belajar mengajar.

D. Rumusan Masalah
Berlandaskan gejala dan pembatasan masalah di atas, dapat diformulasikan masalah penelitian yang akan diteliti, yaitu: Seberapa baik profesionalisme guru sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis Kabupaten Siak?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.

F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai :
1. Teoritis untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang peningkatan profesionalisme guru sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.
2. Praktis bagi:
a. Kepala SD sebagai informasi data dalam mengevaluasi prestasi kerja dan tanggung jawab tugasnya masing-masing dalam peningkatan profesionalisme guru sekolah Dasar Negeri Gugus I Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.
b. Instansi terkait sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan perhatian dalam rangka memajukan dunia pendidikan.
c. Peneliti sebagai wadah untuk menambah wawasan berpikir dalam penulisan karya ilmiah dan sekaligus memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar: